Pengertian dan Makna Toleransi dalam Islam

Toleransi dalam Islam, konsep dan kerukunannya memiliki peranan penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Toleransi dalam Islam mengajarkan umatnya untuk menghargai perbedaan dan berlaku adil terhadap sesama, tanpa memandang agama atau kepercayaan mereka.

Lebih dari sekadar kata-kata, toleransi dalam Islam mengandung makna yang mendalam dan prinsip-prinsip yang harus diikuti. Selain itu, konsep kerukunan dalam Islam juga menjadi pijakan bagi umat Muslim dalam menjalin hubungan harmonis dengan sesama umat beragama.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian toleransi dalam Islam, makna yang terkandung di dalamnya, serta konsep kerukunan yang menjadi dasar dalam menjaga harmoni antarumat beragama. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang hal ini, kita dapat menjalin hubungan yang saling menghormati, mempererat tali persaudaraan, dan membangun masyarakat yang inklusif.

Pengertian Toleransi dalam Islam

Dalam konteks umum, toleransi dapat diartikan sebagai sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau lingkungan lainnya. Sikap toleransi ini bertujuan untuk menghindari diskriminasi atau perlakuan yang membedakan seseorang. Di Indonesia, negara dengan beragam kelompok dan golongan, toleransi sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Definisi tersebut sesuai dengan pengertian toleransi dalam Islam. Toleransi dalam bahasa Arab dinamakan tasamuh التَسَامُح (at-tasāmuḥ). Menurut sumber Nu Online, tasammuh artinya memberi ruang kapada orang lain untuk melaksanakan keyakinannya tanpa harus terlibat untuk membenarkan keyakinan mereka. Dikatakan, umat Islam wajib meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang paling benar.

Pengertian toleransi dalam Islam memiliki konsep dan batas-batas yang telah ditentukan. Artinya, umat islam bertasamuh dalam hubungan sosial, atau dikenal dengan mu’amalah. Sementara itu, toleransi tidak dapat memasuki praktik peribadatan, sebagaimana dijelaskan dalam kandungan surat al Kafirun.

Makna Toleransi dalam Islam

Dalam Islam, toleransi memiliki makna yang sangat dalam. Agama Islam, yang sangat menjunjung tinggi keadilan, menganjurkan umatnya untuk berlaku adil dan menghormati perbedaan dalam hal apapun, termasuk dalam beragama.

Toleransi dalam Islam mengandung arti penting dalam menjaga keharmonisan antara umat Muslim dan umat beragama lainnya. Islam mengajarkan umatnya untuk menghormati perbedaan keyakinan dan menjalani kehidupan dalam kerangka saling menghargai.

Toleransi dalam Islam tidak hanya sebatas mengakui adanya perbedaan, tetapi juga melibatkan sikap adil, berbuat baik, dan menolong sesama, tanpa memandang agama atau kepercayaan yang dianut oleh individu tersebut.

Jadi, perbedaan pandangan tidak boleh menjadi alasan untuk saling bermusuhan. Meskipun sering terjadi perbedaan pendapat, umat Islam diajarkan untuk tetap berlaku adil dan tidak memihak secara tidak adil. Keadilan ini membawa kita lebih dekat pada takwa, yaitu ketakwaan kepada Allah.

Aspek Toleransi dalam Islam

Toleransi dalam Islam mencakup beberapa aspek, antara lain:

Secara prinsip, setiap Muslim diharuskan melakaukan kebaikan terhadap sesama. Prinsip ini terus berlaku selama tidak berlawananan dengan prinsip dasar Islam.

Melakukan Kebaikan Terhadap Sesama: Sebagai prinsip dasar, setiap Muslim diharapkan melakukan kebaikan terhadap sesama manusia. Hal ini berdasarkan kesamaan dari sisi manusiawi.

Berlaku Adil dan Menghormati Setiap Agama: Islam mendorong umatnya untuk bertindak adil dan berbuat baik terhadap pemeluk agama lain yang tidak memerangi mereka. Ibnu Katsir, seorang ulama besar, menjelaskan bahwa Islam tidak melarang umat Muslim berbuat baik kepada non-Muslim yang tidak memerangi mereka, seperti berbuat baik kepada wanita dan orang-orang yang lemah di antara mereka.

Menolong Sesama: Islam mengajarkan umatnya untuk menolong siapa pun, baik mereka yang miskin maupun yang sakit. Rasulullah SAW telah bersabda bahwa menolong orang yang sakit masih hidup akan mendapatkan pahala.

Menjalin Hubungan Baik dengan Orang Tua dan Saudara Non-Muslim: Islam memerintahkan umatnya untuk tetap menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudara non-Muslim, bahkan jika mereka tidak menerima Islam. Hal ini dapat ditemukan dalam kisah Asma’ binti Abi Bakr, di mana Nabi Muhammad SAW mengizinkan Asma’ untuk memelihara hubungan yang baik dengan ibunya yang tidak menerima Islam.

Memberikan Bingkisan kepada Non-Muslim: Islam memperbolehkan umatnya memberikan hadiah kepada non-Muslim, terutama jika tujuannya adalah untuk menarik perhatian mereka terhadap Islam atau untuk mendakwahkan agama ini. Hal ini senada dengan perlakuan mualaf dalam bab zakat.

Prinsip surat al Kafirun ayat 6: Lakum dinukum wa liya din, ayat ke-6 tersebut memiliki ajaran bahwa setiap individu berhak memilih dan memeluk agamanya sendiri, dan umat Islam diharapkan menghormati keyakinan orang lain selama tidak mengajak kepada kesesatan atau melakukan kejahatan.

al kafirun ayat 6
Qs al Kafirun ayat 6

Dengan mengamalkan prinsip-prinsip ini, umat Muslim dapat menjalankan toleransi dalam kehidupan sehari-hari dan berperan aktif dalam membangun masyarakat yang rukun, harmonis dan saling menghormati, sesuai dengan ajaran Islam yang mencerminkan rahmatan lil ‘alamin.

Penutup

Sebagai pamungkas, toleransi dalam Islam adalah sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan antarindividu atau antarkelompok dalam beragama. Islam mengajarkan umatnya untuk berlaku adil, berbuat baik, dan menolong sesama tanpa memandang agama atau kepercayaan mereka. Dalam menjalankan toleransi, umat Islam diharapkan mampu menjaga kedamaian, menghormati perbedaan, dan membangun hubungan yang baik dengan umat beragama lainnya.

Tinggalkan komentar